Sabtu, 17 September 2016

Ular Dan Gergaji


Di suatu desa terdapat seorang tukang kayu, yang setiap hari peralatan kerja digudangnya tidak pernah di rapikan. Alat-alat kerjanya berantakan, berserakan didalam gudang, baik itu yang benda tajam maupun yang benda tumpul.
Suatu malam ada seekor ular masuk ke dalam gudang milik tukang kayu itu, didalam gudang  ular tersebut tergores gigi gergaji yang tajam sehingga kulit ular tersebut sedikit terluka. Ular itu marah, karena ada yang berani melukainya. Ular tersebut berusaha untuk membalas melukainya dengan mematuk ujung gergaji tersebut, namun malah membuat mulut ular tersebut terluka, ular semakin marah. Maka dia mencoba kembali mematuk gergaji tersebut dengan lebih keras, namun yang terjadi mulut ular sendiri yang tambah terluka.
Ular tersebut tidak putus asa, kemarahan ular tersebut malah semakin membara. Akhirnya ular itu memutuskan melilitkan tubuhnya ke gergaji tersebut, dengan harapan gergaji dapat mati dengan lilitannya. Tapi ular tersebutlah yang tambah terluka di bagian tubuh yang melilit gergaji tersebut. Ular itu terus merasakan kesakitan, karena luka ditubuhnya bertambah banyak.
Tapi ular tersebut tidak putus asa, dia tetap ingin melukai gergaji dengan harapan gergaji itu tidak menyakitinya lagi. Akhirnya ular tersebut mencoba kembali melilitnya dengan lilitan yang lebih keras, saat itu ular malah merasakan sakit yang luar biasa. Tetapi dia ingin terus mengalahkan gergaji dengan menambah tenaga untuk melilit gergaji.
Namun yang terjadi adalah tubuh ulat tersebut terpotong-potong oleh tajamnya gigi gergaji. Sehingga ular tersebut mati.
Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang selalu berusaha untuk menyakiti orang lain, secara tidak langsung dia menyakiti dirinya sendiri. maka berbuat baiklah selalu kepada orang lain, jangan membuat orang lain terluka, karena itu juga akan membuat kamu terluka sendiri.
Cerita ini penulis dengar dari dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Unversitas Negeri Semarang, ustadzah Nailur Rahmawati S.Pd. M.Pd, dan kisah yang serupa banyak juga terdapat di blog-blog yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar